[JAKARTA] Praktisi pendidikan Arief Rachman menilai
Kurikulum 2013 sebenarnya memiliki konten yang baik. Di dalamnya siswa
belajar “aksiologi ilmu” bukan “ontologi ilmu”. Aksiologi ilmu berarti
siswa mempelajari ilmu untuk apa, sedangkan
ontologi ilmu artinya ada apa dengan ilmu.
“Misalnya, kita belajar Kimia karena memang
sebagian hidup kita berlangsung dari reaksi kimia. Jadi dari sudut
aksiologi ilmu, misalnya, kita belajar asam bercampur lemak dalam
lambung maka terjadi reaksi kimia seperti ini,” kata
Arief, yang juga Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO,
kepada SP, Senin (22/7) pagi.
Aksiologi secara umum adalah cabang
filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunkan ilmunya.
Arief menuturkan Kurikulum 2013 melatih siswa lebih aktif dan kritis
terhadap sekitarnya.
Terkait implementasi Kurikulum 2013, Arief
mengatakan pemerintah tidak bisa mengklaim sudah siap karena masih ada
kekurangan buku di sejumlah tempat. Namun, menurutnya, sekolah bisa
seoptimal mungkin mengatasi kendala-kendala dalam
ketidaksiapan Kurikulum 2013.
Dia mencontohkan sekolah yang kekurangan
buku paket Kurikulum 2013 bisa mengambil insiatif untuk menyediakan
sendiri dengan mengambil lewat situs Kemdikbud. Sebab, buku paket
Kurikulum 2013 bisa diunduh secara gratis dari internet.
“Sekolah di Lab School berinisiatif sendiri. Guru belum ditatar tapi mereka ambil dari internet,
download lalu buat CD untuk semua siswa,” katanya.
Arief menambahkan implementasi Kurikulum
2013 saat ini baru memasuki tahap penyesuaian. Maka, menurutnya, setiap
orang harus siap menghadapi “geger penyesuaian”.
“Untuk pelaksanaan ada disebut tahap penyesuaian, pendalaman, dan penguasaan. Sekarang tahap penyesuaian,” ujarnya.
Sumber : http://www.suarapembaruan.com